Menurut Widodo (2014), dalam catatan riwayat penyakit, sering kali terungkap tanda-tanda khas diabetes seperti poliuria (buang air kecil berlebihan), polidipsi (haus yang berlebihan), polifagia (nafsu makan yang meningkat), serta penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas. Gejala lain yang sering dilaporkan mencakup kelelahan, sensasi kesemutan, gatal-gatal, penglihatan yang kabur, masalah disfungsi ereksi, dan rasa gatal pada area vulva.
Hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan gula melalui peningkatan produksi urin. Untuk mengurangi jumlah gas dalam urin, kandung kemih diisi dengan udara sebanyak mungkin, sehingga aliran air dalam jumlah kecil lebih sering dan banyak dibandingkan biasanya. Sebagai respons terhadap dehidrasi yang disebabkan oleh ekskresi buang air kecil, rasa haus yang konstan dan keinginan untuk minum air putih secara berlebihan (polidipsi) juga terjadi.
Karena masalah insulin pada penderita diabetes, terjadi peningkatan nafsu makan dan sensasi tenaga. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi energi dan turunnya gula ke jaringan tubuh. Suhu gula yang berfluktuasi di dalam sel-sel menyebabkan energi otak melonjak akibat suhu makanan yang berfluktuasi, yang kemudian menimbulkan sensasi lapar yang intens.
Ketika tubuh tidak dapat memperoleh energi yang cukup dari makanan akibat resistensi insulin, maka tubuh akan dengan cepat memecah protein dalam tubuh untuk diubah menjadi energi. Pada kasus diabetes non-keterkendali, pasien dapat kehilangan hingga 500 gram glukosa dalam jangka waktu 24 jam. Gejala umum penyakit diabetes pada individu adalah sebagai berikut:
Pada beberapa kasus, individu dengan diabetes tidak menunjukkan gejala, yang dapat memperburuk kondisi mereka. Diperkirakan sekitar 30-80% penderita diabetes tidak terdiagnosis. Jika tidak diobati dengan tepat, diabetes dapat menyebabkan kondisi pingsan, koma, dan bahkan kematian (Kharroubi dan Darwish 2015).